Meninjau Teknik Diagnosis KesalahanSensor dan Kontrol Toleransi Kesalahanpada Baterai Lithium-Ion KendaraanListrik

 

Pendahuluan

Perkembangan kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) semakin pesat seiring meningkatnya kesadaran akanpentingnya energi bersih dan ramah lingkungan. Di balikkemajuan tersebutbaterai lithium-ion menjadi komponenkunci yang menentukan kinerja dan keselamatan kendaraan. Salah satu faktor penting dalam menjaga performa bateraiadalah sistem sensor yang bertugas mengawasi berbagaiparameter seperti teganganarus, dan suhu.

Sensor bertindak sebagai indra bagi Battery Management System (BMS) dalam memantau kondisi baterai secara real-time. Apabila sensor mengalami kesalahan atau kegagalanmaka BMS dapat salah menginterpretasikan kondisi bateraiyang sebenarnya, yang pada akhirnya dapat membahayakankendaraan dan penggunanya. Oleh karena itu, diagnosis diniterhadap kesalahan sensor serta penerapan teknik kontroltoleransi kesalahan (Fault-Tolerant Control, FTC) menjadi halyang sangat penting untuk menjaga keselamatan dan keandalan kendaraan listrik.

Pembahasan

Pentingnya Sensor dalam Sistem Baterai

Sensor pada baterai lithium-ion berperan krusial dalammemantau parameter utama yang menentukan kondisi dan performa bateraiTegangan membantu mengukur kapasitasenergi yang tersimpanarus menginformasikan kecepatanpengisian atau pengosongan energisementara suhu menjagabaterai agar tetap dalam rentang operasi yang aman.

Data yang diberikan sensor menjadi dasar pengambilankeputusan oleh BMS. Ketika sensor memberikan data yang salah, risiko kesalahan pengelolaan baterai meningkattermasuk risiko overcharge, overdischarge, overheating, hingga kegagalan termalBerdasarkan penelitian Zhao et al. (2024), kesalahan pada sensor arus dapat meningkatkankesalahan estimasi State of Charge (SOC) dari yang seharusnya hanya ±1,5 persen menjadi lebih dari 5 persenFakta ini menunjukkan betapa vitalnya ketepatan informasiyang diberikan oleh sensor.

Jenis-jenis Kesalahan Sensor

Dalam operasional sehari-hari, sensor bisa mengalamiberbagai jenis kesalahan, yang dapat dikategorikan sebagaiberikut:

• Bias FaultKesalahan ini terjadi ketika sensor secarakonstan memberikan nilai yang lebih tinggi atau lebihrendah dari kondisi sebenarnyamirip dengan timbanganbadan yang selalu menunjukkan berat lebih duakilogram.
• Drift FaultKesalahan bertahap yang meningkat seiringwaktuseperti jam dinding yang semakin lama semakinlambat.
• Gain FaultKesalahan di mana sensor membesar-besarkan atau mengecilkan data, seperti kaca pembesaryang memperlihatkan ukuran benda tidak sesuai aslinya.
• Intermittent Fault: Sensor yang kadang bekerja normal dan kadang bermasalahmenyerupai lampu yang berkedip akibat koneksi listrik yang buruk.
• Complete FailureKondisi di mana sensor sepenuhnyatidak memberikan sinyal atau data, membuat BMS "butaterhadap kondisi tertentu.

Dalam simulasi yang dilakukan Zhao et al. (2024), gain fault terbukti lebih sulit dideteksi dan menyebabkan deviasi data yang lebih besar dibandingkan bias fault. Penambahan arussebesar 0,3A pada simulasi menunjukkan bahwa kesalahangain memiliki dampak signifikan terhadap keakuratanpemantauan baterai.

Teknik Diagnosis Kesalahan Sensor

Penelitian telah mengembangkan beberapa pendekatandiagnosis untuk mendeteksi kesalahan sensor secara efektif.

Metode Berbasis Model

Pendekatan ini menggunakan model matematika untukmemprediksi perilaku ideal baterai. Data aktual dari sensor dibandingkan dengan hasil prediksi model. Jika ditemukanperbedaan besarmaka diasumsikan ada kesalahan.

Metode Extended Kalman Filter (EKF) merupakan salah satu teknik berbasis model yang banyak digunakanDalamkondisi normal, EKF dapat memperkirakan SOC dengankesalahan kurang dari ±1,5 persenNamunsaat sensor arusmengalami gangguankesalahan estimasi SOC meningkatdrastis di atas 5 persen (Kim dan Choi, 2022).

Keunggulan metode ini terletak pada ketepatan prediksinamun kelemahannya adalah ketergantungan pada akurasimodel baterai yang kompleks.

Metode Berbasis Pengolahan Sinyal

Metode ini tidak bergantung pada model baterai melainkanmenganalisis pola sinyal yang dihasilkan sensor. Teknik seperti Fourier Transform dan Wavelet Transform mampumendeteksi perubahan frekuensi dan anomali sinyal secaraefektif.

Metode berbasis pengolahan sinyal lebih sederhanadibandingkan berbasis model, namun sangat rentan terhadapgangguan noise. Dalam lingkungan kendaraan yang penuhgetaran dan perubahan suhu ekstremmetode ini memerlukanfiltrasi sinyal yang cermat untuk menjaga keandalandiagnosis.

Metode Berbasis Data

Metode berbasis data menggunakan teknik kecerdasan buatanseperti Support Vector Machine (SVM) dan Long Short-Term Memory (LSTM) untuk mempelajari pola normal dan abnormal dari data sensor.

Penelitian yang dilakukan Tudoroiu et al. (2023) menunjukkan bahwa penggunaan LSTM mampu mencapaiakurasi diagnosis sebesar 80 persen dalam mendeteksikesalahan sensor bateraiKeunggulan metode ini adalahadaptasinya terhadap data nyata tanpa memerlukan pemodelanfisik bateraimeskipun membutuhkan volume data yang besaruntuk melatih model secara efektif.

Teknik Fault-Tolerant Control (FTC)

Diagnosis kesalahan sensor sangat pentingnamun menjagakendaraan tetap aman beroperasi setelah mendeteksikesalahan sama pentingnyaInilah peran Fault-Tolerant Control (FTC).

FTC terbagi menjadi dua jenis:

Tipe FTC

Kelebihan

Kekurangan

Pasif

Sederhanamurahtidak butuh deteksireal-time

Kurang responsif terhadap fault baru

Aktif

Adaptifmampu berespons real-time

Struktur kompleks, mahal

 

Menurut Zhao et al. (2024), FTC pasif saat ini lebih banyakditerapkan karena kemudahannyaNamununtuk kendaraanlistrik masa depan yang menuntut keandalan lebih tinggi, FTC aktif akan menjadi pilihan yang lebih baik.

 

Kesimpulan

Sensor berperan penting sebagai penjaga keselamatan dan kinerja baterai lithium-ion pada kendaraan listrikKesalahankecil dalam pengukuran dapat berujung pada keputusan kelirudalam manajemen baterai, yang membahayakan penggunadan mengurangi umur baterai itu sendiri.

Penelitian ini memperlihatkan bahwa diagnosis kesalahansensor melalui pendekatan berbasis model, pengolahan sinyal, dan berbasis data masing-masing memiliki keunggulan dan tantanganIntegrasi metode-metode inidisertaipengembangan fault-tolerant control yang lebih adaptifakanmeningkatkan keselamatan dan keandalan kendaraan listriksecara signifikan.

Dalam praktiknyainovasi ini akan membantu menciptakankendaraan listrik yang lebih amanlebih tahan lama, dan lebihdipercaya masyarakatsehingga mempercepat transisi menujuenergi bersih di masa depan.

 

 

 

Daftar Pustaka

• Zhao, Y., Geng, L., Shan, S., Du, Z., Hu, X., Wei, X. (2024). Review of sensor fault diagnosis and fault-tolerant control techniques of lithium-ion batteries for electric vehicles. Journal of Traffic and Transportation Engineering.
• Kim, H., & Choi, S. (2022). Extended Kalman filter-based sensor fault detection for battery management systems. Journal of Energy Storage.
• Tudoroiu, N., et al. (2023). Intelligent LSTM classification technique for lithium-ion battery sensor fault detection. Applied Sciences.
• Xiong, R., et al. (2019). Diagnosis Techniques for Battery Management Systems. IEEE Transactions on Industrial Informatics.
• Hu, X., et al. (2020). Strategies for Sensor Fault Diagnosis in Battery Management Systems. Elsevier.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MXene in Sensor Applications: Types, Progress, and Prospects

In-line Fiber Optic Sensor for Real-time Detection of IgG Aggregates in Affinity Chromatography